Audit Kuantitatif Antibiotika

Pada kesempatan kali ini, aku ingin membahas tentang audit penggunaan antibiotika secara kuantitatif. Kebetulan akhir januari 2011 kemarin, beberapa apoteker di tempat kerjaku  mengikuti workshop “Peran Aktif Farmasis Pada Pengelolaan Kasus Infeksi dan Pengendalian Penggunaan Antibiotik” yang diadakan oleh Tim PPRA RSU Dr Soetomo Surabaya dan hasilnya telah dipresentasikan pada teman-teman farmasis pada pertemuan rutin Weekly Report. Hasil workshop tersebut akan ku padukan dengan ilmu yang ku dapat saat mengikuti pre conference workshop “Antimicrobial Stewardship Program” di The 10th ACCP Singapore.

Perhitungan kuantitatif antibiotika bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan antibiotika di rumah sakit maupun komunitas. Pengambilan data dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Perhitungan secara langsung antara lain dengan jumlah antibiotika yang digunakan (gram), Defined Daily Doses (DDD), lama pemberian terapi / prescribed daily dose. Sedangkan cara tidak langsung adalah biaya pembelanjaan antibiotika dan jumlah antibiotika yang dibeli.

Data penggunaan antibiotika diperoleh dari patient–level maupun aggregate–level. Dari Patient-level data akan diketahui hubungan antara sebelum-saat penggunaan antibiotika dengan resistensi antibiotika, hubungan antara penggunaan antibiotika dengan hasil luaran klinis; dan sebagai pelengkap pada aggregate–level data.

Klasifikasi antibiotika berdasarkan Anatomical Therapeutic Chemical Classification System (ATC) terdiri dari 5 tingkat yaitu grup anatomi utama (antiinfeksi untuk penggunaan sistemik), grup terapi (antibakteri untuk penggunaan sistemik), grup farmakologi (golongan antibakteri), sub grup farmakologi, dan nama kimia antibiotika. Contoh ATC Code Ampicillin :

ATC Code Keterangan
J Antiinfeksi untuk penggunaan sistemik
J01 Antibakteri untuk penggunaan sistemik
J01C Antibakteri Beta-laktam
J01CA Penicillin
J01CA01 Ampicillin

Untuk audit kuantitatif di Indonesia, Tim PPRA Kemenkes menggunakan patient-level data dengan perhitungan Defined Daily Dose (DDD)/100 patient-days. Patient–level data diperoleh dari Rekam Penggunaan Obat/Antibiotika (RPO/RPA). Data yang harus di ketahui meliputi jumlah antibiotika yang digunakan (gram), length of stay/lama rawat inap, dan DDD (WHO). Adapun cara perhitungannya sebagai berikut :

(Total jumlah antibiotika yang digunakan (Gram)/ DDD (WHO)) x ( 100 / (length of stay))

Perhitungan tersebut berlaku untuk tiap antibiotika yang digunakan. Kode ATC dan DDD antibiotika dapat dilihat pada ABC Calc ataupun di ATC/DDD Index 2006. Disamping itu, DDD/100 patient-days  dapat dihitung menggunakan ABC Calc dengan memasukkan data :

Parameter Keterangan
Sheet “Enter Consumption Data”
Name of product Nama obat
Grams per unit dose Kekuatan sediaan per tablet/kapsul/vial/ml
Nr. unit doses per package Jumlah dalam tiap kemasan

Contoh : 100 tab/box, 6 vial/box

Nr.packages Jumlah total kemasan yang digunakan
Sheet “Enter hospital data-Get Results”
Nr. beds Jumlah bed
Occupancy index (during study period)  
Nr. days (during study period) Length of stay
Nr. bed-days 100 (untuk inpatient)

1000 (untuk outpatient)

Semoga informasi bisa bermanfaat bagi teman-teman farmasis yang terlibat dalam tim PPRA di rumah sakit masing-masing.

 

Sumber :

  • Gould, IM., Van der Meer, JWM. 2005. Antibiotic Policies : Theory and Practice. New York (USA) : Kluwer Academic/Plenum Publishers. Ch. 5-7
  • Monnet DL. ABC Calc – Antibiotic Consumption calculator [Microsoft®Excel Application]. Version 3.1. Copenhagen (Denmark) : Statens Serum Institute; 2006.
  • Aantomical Therapeutic Chemical (ATC) classification index with Defined Daily Doses (DDDs). Oslo (Norway) : WHO Collaborating Centre for Drug Statistic Methodology; 2006.

About Aku Farmasis
A Hospital Staff at Department of Pharmacy, Dr. Saiful Anwar Hospital (RSSA), Malang – Indonesia (2008-present) : • A Secretary of Clinical Pharmacist Team in Antimicrobial Resistance Control Program (2009-present) • Pharmacist at Division of Infection, Department of Pediatrics ( February 2010-present) • Pharmacist at Obstetric Ward, Department of Obstetric and Gynecology (2009-January 2010) • Pharmacist at Division of Infection, Department of Pediatrics (2008-2009) Involved in DFID-DelPHE project (Department for International Development-Development of Partnership in Higher Education), between Faculty of Medicine Brawijaya University (Indonesia) and School of Pharmacy University of London (UK): Clinical Pharmacy Service Development for the Poorer Patients. A Quality Assurance Staff at PT. Ifars Pharm. Lab, Solo (2007) A Junior Pharmacist at Apotek Srii, Sidoarjo (2006)

9 Responses to Audit Kuantitatif Antibiotika

  1. infonya berguna mbak….makasih banyak…aku mau nanya…kalau cara perhitungan untuk pasien rawat jalan apakah sama dengan rumus yang diatas atau berbeda???

  2. Arymbhi says:

    Mbak Vicky.. Saya Arymbhi.. Mau tanya: Apakah data penggunaan antibiotik selama 3 tahun bisa digabungkan untuk menghitung DDD (jadi hanya ada 1 nilai DDD dari 3 tahun tersebut)? Gimana caranya menggabungkan DDD untuk 3 tahun (2008-2010) untuk masing-masing antibiotik? Makasi Mbak.

  3. Arymbhi says:

    Makasi Mbak… Penjelasan mbak Vicky tadi sangat membantu.

  4. Niesa says:

    mbak..aku mau tanya2.. Bisa minta no. HPnya ga??

  5. saya mau tanya, apakh itu tim audit accp, dan bgaimanakah saya bsa trhubung/mghubunginya scara kontak Hp

Leave a reply to vicky puspitasari Cancel reply